PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memprediksi Bank Indonesia (BI) akan merespons kenaikan suku bunga The Fed pada tahun depan, tidak dengan menaikkan suku bunga acuannya.
"Sekarang GWM (giro wajib minimum) itu dilonggarkan, nanti bisa dinaikkan secara perlahan-lahan, tapi disesuaikan dengan kondisi likuiditas perbankan Indonesia," kata Sekretaris Perusahaan BNI, Ryan Kiryanto, Jakarta, Kamis (22/12/2016).Acuan bank sentral dunia, kata Ryan, bukan hanya suku bunga The Fed saja, tetapi ada juga Bank of England (BoE) rate dan Bank of Japan (BoJ) rate.
"Sehingga jika Fed Funds Rate (FFR) naik, BI tidak akan mungkin menaikkan instrumen suku bunganya," tutur Ryan.Selain menaikkan GWM, kata Ryan, respons BI juga akan mendekatkan kebijakan makroprudensialnya, seperti dengan pengetatan kebijakan loan to value (LTV).
"Langkah ini dilakukan agar jangan sampai sektor keuangan dan perbankan kita alami pukulan dari dampak kenaikan suku bunga AS," ujar Ryan.