Tidak semua pelaku usaha khawatir akan masa depan Inggris pasca memutuskan keluar dari Uni Eropa (Brexit). PSA Group, produsen otomotif asal Prancis justru berhasil merayu General Motor (GM) dan Vauxhall Motors, produsen otomotif Inggris untuk menjual divisi bisnisnya yakni Opel.
PSA Group berjanji akan memperkuat bisnis di Inggris.
PSA Group yang memiliki anak perusahaan Peugeot disebut akan mencapai kesepakatan bisnis dengan GM untuk mengakuisisi Opel pada awal Maret 2017.
Lewat akuisisi Opel, PSA Group berharap dapat menjual 5 juta unit kendaraan atau senilai 2 miliar atau setara dengan US$ 2,1 miliar per tahun hingga tahun 2022.
PSA Group menilai pasar mobil Eropa saat ini sedang mencapai puncak. Itu sebabnya penjualan Opel nantinya akan bertumpu pada pasar Eropa.
Sumber Reuters menjelaskan, PSA berencana mengubah model terbaru Opel. Nantinya, Opel akan dibuat seperti Corsa yang cukup popular di Prancis.
PSA dan GM menegaskan sedang dalam diskusi kesamaan target menjadi penjual mobil kedua terbesar di Eropa setelah Volkswagen.
Chief Financial Officer PSA Jean Baptiste de Chatillon menyatakan siap untuk mengambil peluang bisnis setelah mengalami pemulihan keuangan.
"Kami akan melakukan investasi yang menguntungkan. Investasi ini untuk kepentingan terbaik pemegang saham," ucap Chatillon seperti dikutip Bloomberg.
Pendapatan berulang (recurring income) PSA tumbuh 18% menjadi senilai 3,24 miliar pada tahun lalu. Hal ini terjadi karena efisiensi atas biaya produksi.
Jaminan investasi
Komitmen PSA Group untuk berinvestasi di Inggris diutarakan langsung Chief Executive PSA Group Carlos Tavares kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Selain May, PSA Group juga telah berjanji kepada Kanselir Jerman Angela Merkel melanjutkan investasi GM di Jerman.
Kepada kedua pemimpin pemerintah tersebut, Tavares berjanji produksi dan tenaga kerja di kedua negara tetap berjalan normal di tengah perubahan iklim investasi.
Tavares meyakinkan kepada May bahwa perusahaannya sedang menghadapi kebangkitan bisnis.
Jerman berkepentingan investasi masuk agar terhindar dari berkurangnya lapangan pekerjaan dalam tahun pemilu. Sementara Inggris berusaha melindungi sektor otomotif akibat dampak meninggalkan Uni Eropa.
Akhir pekan lalu, Kepala Serikat Pekerja Inggris Len McCluskey telah bertemu dengan Tavares dalam upaya untuk mengamankan jaminan keberlangsungan dua pabrik Vauxhall di Inggris yakni di Ellesmere Port dan Luton.
"Saya akan menekan bahwa PSA memiliki fasilitas kelas dunia dan tenaga kerja berkualitas di Inggris. Serta ribuan pekerja Inggris yang berdedikasi yang akan mendukung PSA meraih masa depan positif," kata McCluskey seperti dikutip Financial Times.
PSA Group berjanji akan memperkuat bisnis di Inggris.
PSA Group yang memiliki anak perusahaan Peugeot disebut akan mencapai kesepakatan bisnis dengan GM untuk mengakuisisi Opel pada awal Maret 2017.
Lewat akuisisi Opel, PSA Group berharap dapat menjual 5 juta unit kendaraan atau senilai 2 miliar atau setara dengan US$ 2,1 miliar per tahun hingga tahun 2022.
PSA Group menilai pasar mobil Eropa saat ini sedang mencapai puncak. Itu sebabnya penjualan Opel nantinya akan bertumpu pada pasar Eropa.
Sumber Reuters menjelaskan, PSA berencana mengubah model terbaru Opel. Nantinya, Opel akan dibuat seperti Corsa yang cukup popular di Prancis.
PSA dan GM menegaskan sedang dalam diskusi kesamaan target menjadi penjual mobil kedua terbesar di Eropa setelah Volkswagen.
Chief Financial Officer PSA Jean Baptiste de Chatillon menyatakan siap untuk mengambil peluang bisnis setelah mengalami pemulihan keuangan.
"Kami akan melakukan investasi yang menguntungkan. Investasi ini untuk kepentingan terbaik pemegang saham," ucap Chatillon seperti dikutip Bloomberg.
Pendapatan berulang (recurring income) PSA tumbuh 18% menjadi senilai 3,24 miliar pada tahun lalu. Hal ini terjadi karena efisiensi atas biaya produksi.
Jaminan investasi
Komitmen PSA Group untuk berinvestasi di Inggris diutarakan langsung Chief Executive PSA Group Carlos Tavares kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Selain May, PSA Group juga telah berjanji kepada Kanselir Jerman Angela Merkel melanjutkan investasi GM di Jerman.
Kepada kedua pemimpin pemerintah tersebut, Tavares berjanji produksi dan tenaga kerja di kedua negara tetap berjalan normal di tengah perubahan iklim investasi.
Tavares meyakinkan kepada May bahwa perusahaannya sedang menghadapi kebangkitan bisnis.
Jerman berkepentingan investasi masuk agar terhindar dari berkurangnya lapangan pekerjaan dalam tahun pemilu. Sementara Inggris berusaha melindungi sektor otomotif akibat dampak meninggalkan Uni Eropa.
Akhir pekan lalu, Kepala Serikat Pekerja Inggris Len McCluskey telah bertemu dengan Tavares dalam upaya untuk mengamankan jaminan keberlangsungan dua pabrik Vauxhall di Inggris yakni di Ellesmere Port dan Luton.
"Saya akan menekan bahwa PSA memiliki fasilitas kelas dunia dan tenaga kerja berkualitas di Inggris. Serta ribuan pekerja Inggris yang berdedikasi yang akan mendukung PSA meraih masa depan positif," kata McCluskey seperti dikutip Financial Times.
sumber tribun