Dalam pertandingan semifinal yang berlangsung di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, yang dipantau dari tournamentsoftware, Praveen/Debby menang dari pasangan peringkat 10 dunia itu melalui rubber set berdurasi 59 menit dengan skor 17-21, 21-19 dan 21-16.
Di awal laga, pasangan China langsung tancap gas dengan memimpin dua poin, namun tidak butuh waktu lama bagi Praveen/Debby yang langsung mengumpulkan empat poin balasan untuk menjadikan skor 4-2.
Pasangan Merah Putih berperingkat delapan dunia tersebut terus memimpin perolehan poin hingga skor 8-5, namun duet China berhasil mengejar dan menyamakan poin.
Jelang waktu jeda interval game pertama, pertandingan ketat tersaji dengan dua kali poin seimbang terjadi di angka 9-9 dan 10-10, di fase tersebut pasangan China belum menyalip dan mengakhiri waktu interval untuk posisi unggul mereka dengan selisih satu poin.
Selepas jeda interval, Praveen/Debby mampu kembali menyalip dengan memperoleh tiga poin beruntun untuk merubah keudukan 13-10. Akan tetapi, Zhang/Li meraih angka berturut-turut hingga skor menjadi 16-13 untuk pasangan China itu.
Terus mencoba kembali mengejar perolehan angka, Praveen/Debby tidak cukup untuk bisa menyalip atau menyeimbangkan poin, hingga akhirnya Zhang/Li berhasil memenangkan set pertama.
Kalah di set pertama, Praveen/Debby langsung tancap gas dan unggul 4-0 atas Zhang/Li, walau duet China berhasil memperkecil kedudukan hingga selisih satu angka di 7-6 dan 9-8, dan waktu interval set kedua menjadi milik pasangan Indonesia dengan skor 11-8.
Selepas jeda interval set kedua, pasangan China yang tancap gas sehingga berhasil mengumpulkan lima poin secara beruntun untuk menyalip poin wakil Indonesia menjadi 13-11.
Tidak butuh waktu lama, Praveen/Debby membalas dengan tiga poin beruntun sehingga kembali memimpin perolehan poin di 14-13.
Pertandingan pun menjadi berlangsung ketat hingga akhir laga skor masih tipis 20-19, namun pasangan Indonesia berhasil mencapai angka 21 terlebih dahulu dan memaksakan laga tiga babak (rubber set).
Dalam babak pamungkas, kedua pasangan saling kejar-mengejar angka, namun pasangan China berhasil memimpin hingga di waktu interval dengan skor 11-8.
Selepas jeda interval, Praveen/Debby memantapkan gaya bermainnya sehingga berhasil mengumpulkan empat angka secara beruntun hingga skor 12-11.
Namun, pasangan China berhasil menambah empat poin beruntun hingga skor menjadi 15-12 bagi mereka.
Pada akhirnya, Praveen/Debby berhasil mengumpulkan enam poin secara beruntun dan tidak mampu terkejar lagi oleh duet Negeri Tirai Bambu. Pasangan Indonesia pun melaju ke partai final.
Di partai puncak, Praveen/Debby akan menghadapi pasangan Thailand Dechapol Puavaranukhoh/Sapsiree Taerattanachai yang secara mengejutkan menghempaskan duet China peringkat satu dunia Zheng Siwei/Chen Qingchen 21-19, 13-21 dan 21-19.
Atas kemenangan Praveen/Debby, Indonesia berpeluang mencuri satu gelar juara dalam ajang berlevel Grand Prix Gold berhadiah total 120.000 dolar Amerika Serikat (AS) itu, setelah dua semifinalis Indonesia di nomor berbeda, yaitu Fitriani (tunggal putri) dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) gagal melaju ke final.
Fitriani gagal melaju ke partai final, setelah tumbang di pertandingan semifinal oleh wakil China Chen Xiaoxin dua set langsung 17-21 dan 19-21. Kemudian, Anthony Sinisuka Ginting terhenti langkahnya karena kalah dari pemain senior asal China Lin Dan dalam dua set berdurasi 47 menit dengan skor 17-21 dan 17-21.