Mewabahnya virus corona atau COVID-19 di Indonesia membuat seluruh sektor bisnis terpukul. Bukan hanya usaha berskala besar, usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM juga turut terdampak akibatnya.
Pemilik diler Tirta Motor di bilangan Bekasi Barat, Dul Ahmadi menyebut, saat ini corona bagaikan musuh besar bagi para pelapak pinggir jalan seperti dirinya. Setelah pada awal tahun penjualan kendaraan bekas turun karena banjir, kini hal serupa kembali terjadi lantaran mewabahnya virus mematikan tersebut.
“Saya kira setelah banjir kemarin, penjualan motor mulai naik. Sempat sih (membaik) di awal bulan lalu, tapi pas ada virus itu langsung merosot lagi,” ujarnya kepada 100KPJ.
Secara sederhana, ia menyampaikan, aturan pemerintah mengenai pelarangan warga berkegiatan di luar rumah, menjadi salah satu alasan mengapa penjualan kendaraan redup. Kendati demikian ia tetap membuka tokonya, dan melayani pembelian melalui sambungan telfon.
“Kalau enggak ada yang keluar rumah, bagaimana dagangan saya (motor bekas) bisa laku? Kan sederhananya begitu. Orang-orang juga pada takut motoran ke mana-mana. Lihat aja jalan raya, sepi enggak kayak biasa,” terangnya.
“Tapi saya masih ngelayanin pembeli, meski jumlahnya gak banyak. Biasanya mereka tanya-tanya stok lewat telfon, cuma beberapa memang sudah kenal,” tambahnya.
Namun, seiring turunnya penjualan motor bekas di tokonya, pria berkepala plontos itu memilih mencari kerjaan sampingan. Salah satu yang ia lakukan adalah berjualan pulsa untuk melayani para tetangganya yang malas dan takut keluar rumah.
Sedang pemilik bengkel dan toko aksesoris Kings Motor yang terletak berdekatan dari diler motor tersebut, Krisyanto juga mengambil langkah serupa. Kendati masih ada segelintir pelanggan yang datang dan menyerviskan kendaraannya, akan tetapi jumlahnya merosot sehingga ia harus mencari cara mendapat uang tambahan.
“Mungkin bukan cuma saya, tapi yang lain juga ngerasain kalau pendapatan berkurang setelah ada corona. Jadi mau enggak mau cari pemasukan lain. Tapi sampai sekarang belum tau apa, masih sibuk cari-cari apa yang sekiranya orang butuh,” kata dia.
Pemilik diler Tirta Motor di bilangan Bekasi Barat, Dul Ahmadi menyebut, saat ini corona bagaikan musuh besar bagi para pelapak pinggir jalan seperti dirinya. Setelah pada awal tahun penjualan kendaraan bekas turun karena banjir, kini hal serupa kembali terjadi lantaran mewabahnya virus mematikan tersebut.
“Saya kira setelah banjir kemarin, penjualan motor mulai naik. Sempat sih (membaik) di awal bulan lalu, tapi pas ada virus itu langsung merosot lagi,” ujarnya kepada 100KPJ.
Secara sederhana, ia menyampaikan, aturan pemerintah mengenai pelarangan warga berkegiatan di luar rumah, menjadi salah satu alasan mengapa penjualan kendaraan redup. Kendati demikian ia tetap membuka tokonya, dan melayani pembelian melalui sambungan telfon.
“Kalau enggak ada yang keluar rumah, bagaimana dagangan saya (motor bekas) bisa laku? Kan sederhananya begitu. Orang-orang juga pada takut motoran ke mana-mana. Lihat aja jalan raya, sepi enggak kayak biasa,” terangnya.
“Tapi saya masih ngelayanin pembeli, meski jumlahnya gak banyak. Biasanya mereka tanya-tanya stok lewat telfon, cuma beberapa memang sudah kenal,” tambahnya.
Namun, seiring turunnya penjualan motor bekas di tokonya, pria berkepala plontos itu memilih mencari kerjaan sampingan. Salah satu yang ia lakukan adalah berjualan pulsa untuk melayani para tetangganya yang malas dan takut keluar rumah.
Sedang pemilik bengkel dan toko aksesoris Kings Motor yang terletak berdekatan dari diler motor tersebut, Krisyanto juga mengambil langkah serupa. Kendati masih ada segelintir pelanggan yang datang dan menyerviskan kendaraannya, akan tetapi jumlahnya merosot sehingga ia harus mencari cara mendapat uang tambahan.
“Mungkin bukan cuma saya, tapi yang lain juga ngerasain kalau pendapatan berkurang setelah ada corona. Jadi mau enggak mau cari pemasukan lain. Tapi sampai sekarang belum tau apa, masih sibuk cari-cari apa yang sekiranya orang butuh,” kata dia.